Warisan Astronom Muslim Abad Pertengahan
Warisan Astronom Muslim Abad Pertengahan
Tak dapat dipungkiri, bahwa ilmu hisab sangat terkait dengan ibadah utama, seperti shalat, puasa dan haji. Karena itu sejak Islam datang, tegak dan menyebar ke seluruh penjuru dunia, ilmu astronomi juga turut berkembang. Sumbangan yang diberikan ilmuwan muslim di bidang astronomi pada abad pertengahan atau di masa-masa kejayaan Islam sangat besar.Semuanya menunjukkan betapa kemajuan dan sumbangan Islam pada masa itu bagi peradaban dunia.
Spoiler for Buka!!:
kegiatan astronom pada abad pertengahan
Di abad pertengahan, banyak sekali nama-nama ilmuwan astronom Islam dan karya mereka dalam menyumbang peradaban pada masa itu. Salah satu astronom muslim yang banyak melahirkan karya adalah Abu’l Hasan ‘ali ibn ‘Abd al-Rahman atau yang lebih dikenal dengan nama Ibn Yunus. Ibn Yunus adalah seorang astronom muslim abad 10 M yang berasal dari Kairo. Beliau banyak mewarisi tabel-tabel astronomis,Gambar-gambar tersebut banyak bersumber dari sejumlah museum di negara muslim, seperti Egyptian National Museum.
Spoiler for Buka!!:
Sebagian tabel nilai sinus untuk setiap menit busur (1 menit busur = 1/60 derajat) yang disusun oleh Ibn Yunus. Tabel di atas menunjukkan sudut 22 dan 23 derajat.
Spoiler for Buka!!:
Tabel bintang oleh Ibn Yunus, menampilkan bujur (longitude) dan lintang (latitude) untuk 59 bintang (al-kawakib) dengan waktu acuan (epoch) tahun 1032 M.
Spoiler for Buka!!:
Tabel Ibn Yunus tentang azimuth sebagai fungsi ketinggian (altitude) matahari saat equinox dan soltice.
Ibn Yunus juga menyusun rumus waktu = a(h, ) yaitu sebagai fungsi ketinggian (altitude) matahari h dan bujur (longitude) matahari untuk kota Kairo (lintang/latitude sebesar 30 N). Ibn Yunus menggunakan nilai kemiringan sudut rotasi bumi terhadap bidang ekliptika sebesar 23,5 derajat. Tabel fungsi waktu tersebut disusun untuk h = 1, 2, 3, …, 83 derajat, dan = 1, 2, …, 90 dan 181, 182, …, 270 derajat. Tabel tersebut cukup akurat, walaupun terdapat beberapa error untuk altitude yang besar. Ibn Yunus juga menyusun tabel yang disebut Kitab as-Samt berupa azimuth matahari sebagai fungsi altitude dan longitude matahari untuk kota Kairo. Selain itu, disusun pula tabel a(h) saat equinox untuk h = 1, 2, …, 60 derajat.
Tabel untuk menghitung lama siang hari (length of daylight) juga disusun oleh Ibn Yunus. Beliau juga menyusun tabel untuk menentukan azimuth matahari untuk kota Kairo (latitude 30 derajat) dan Baghdad (latitude 33:25), tabel sinus untuk amplitude terbitnya matahari di Kairo dan Baghdad. Ibn Yunus juga disebut sebagai kontributor utama untuk penyusunan jadual waktu di Kairo.
Secara ringkas, sejumlah astronom muslim lainnya adalah sebagai berikut. Al-Mizzi (Damaskus), Al-Khalili (Damaskus), Ahmad Efendi (Istanbul), al-Kutubi (Kairo), Al-Karaki (Jerusalem), Shalih Efendi (Istanbul), Husain Husni (Mekkah) serta Al-Tanthawi (Damaskus) menyusun tabel waktu sebagai fungsi altitude dan longitude matahari untuk latitude tertentu. Tabel waktu sebagai fungsi altitude meridian untuk latitude tertentu dibuat oleh ‘Ali ibn Amajur (Baghdad), Al-Tusi (Maroko), dan Taqi al-Din (Istanbul). Tabel waktu untuk terbit matahari atau bintang tetap untuk seluruh latitude disusun oleh Najmuddin al-Mishri (Kairo). Tabel waktu malam sebagai fungsi right ascension bintang untuk latitude tertentu disusun oleh Syihabuddin al-Halabi (Damaskus) dan Muhammad ibn Katib Sinan (Istanbul).
Tabel-tabel penting lainnya yang menyingkap pergerakan dan altitude matahari dan bintang juga disusun oleh Abul ‘Uqul (Taiz), Ibn Dair (Yaman), al-Battani (Raqqa), Sa’id ibn Khafif (Samarkand), Ibn al-‘Adami (Baghdad), Al-Marrakushi (Kairo), Muhyiddin al-Maghribi (Maroko), Husain Qus’a (Tunisia), Najmuddin al-Mishri (Kairo), al-Salihi (Syria), al-Khalili (Syria), Abu al-Wafa (Baghdad) dan lain-lain.
Jenis tabel-tabel lain yang juga disusun adalah tabel sinus deklinasi matahari oleh al-Khalili (Syria), Ridwan Efendi (Kairo) dan Taqi al-Din (Istanbul). Tabel cosinus deklinasi matahari oleh Habash (Baghdad), ‘Abdallah al-Halabi (Aleppo) dan sejumlah penyusun anonim dari Tunisia, Kairo dan Baghdad.
Spoiler for Buka!!:
Tabel Abul ‘Uqul (Taiz) yang menyajikan waktu sejak terbit matahari dan sudut waktu (hour angle) untuk altitude 35 derajat.
Spoiler for Buka!!:
Sebagian tabel Husayn Husni (Mekkah) untuk Mekkah yang menunjukkan waktu untuk altitude matahari 35 sd 65 derajat di timur dan barat.
Sementara itu sejumlah alat-alat astronomi yang digunakan ilmuwan muslim abad pertengahan diantaranya adalah astrolabe. Astrolabe adalah instrumen astronomi untuk menentukan waktu dan posisi matahari, bintang, bulan dan planet. Meski astrolabe sudah dibuat orang sekitar abad ke 4, namun pengembangannya lebih maju terjadi di dunia Islam. Astrolabe tertua yang pernah dikenal orang berasal dari Baghdad pada sekitar akhir abad 9 atau 10 M.
Spoiler for Buka!!:
Astrolabe Baghdad pada abad 9 atau 10 M yang termasuk tertua di dunia.
Instrumen lainnya yang banyak digunakan astronom muslim adalah quadrant, . Quadrant adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut sampai dengan 90 derajat. Menurut King, ada empat jenis quadrant dalam astronomi Islam, yaitu quadrant sinus untuk menyelesaikan problem trigonometri, quadrant universal untuk menyelesaikan problem astronomi pada sembarang lintang, horary quadrant yang berkaitan dengan waktu dan matahari, serta astrolabe quadrant yang bersumber dari astrolabe.
Spoiler for Buka!!:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar